Music Note - Background

Jumat, 12 September 2014

PERJUANGAN RAKYAT DAN PEMERINTAH DI BERBAGAI DAERAH DALAM USAHA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

PERJUANGAN RAKYAT DAN PEMERINTAH DI BERBAGAI DAERAH DALAM USAHA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

No
Nama Peristiwa
Jalannya Peristiwa dan Hasil
1
Pertempuran Surabaya  
·         Tempat   : Kota Surabaya, Jawa Timur
·         Tokoh
Ø AW.S. Mallaby
Ø Bung Tomo
Ø Sungkono
Ø Gubernur Suryo
·      Waktu     : 10 November 1945
·      Latar Belakang
1.   Keinginan Sekutu untuk merebut senjata milik Jepang yang sudah dikuasai oleh para pemuda Indonesia.
2.  Inggris yang mengingkari janjinya dengan pemerintah Indonesia, dan berhasil membebaskan seorang kolonel Belanda dari penjara dengan melakukan penyerangan.
3.  Terbunuhnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby.
4.  Ultimatum Inggris yang mengeluarkan instruksi agar pemimpin bangsa Indonesia dan semua pihak di kota Surabaya menyerah kepada Inggris.
·         Pada 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30. Mobil Buick yang ditumpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah. Kesalahpahaman menyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby oleh seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang tak diketahui identitasnya, dan terbakarnya mobil tersebut terkena ledakan granat.
·         Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.
·         Ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia dengan alasan bahwa Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri, dan Tentara Keamanan Rakyat TKR juga telah dibentuk sebagai pasukan negara.
·         Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar. Inggris kemudian membombardir kota Surabaya dengan meriam dari laut dan darat. Perlawanan pasukan dan milisi Indonesia dipimpin oleh Bung Tomo, berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk.
·       Pertempuran skala besar ini mencapai waktu sampai tiga minggu, sebelum seluruh kota Surabaya akhirnya jatuh di tangan pihak Inggris.
·       Hasil :
1.   6.000 – 16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya.
2.  Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 - 2000 tentara.
3.  10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia dan dibangun tugu pahlawan.
2
Palagan Ambarawa
·         Tempat   : Ambarawa
·         Tokoh
Ø  Kol. Sudirman
Ø  Letkol M. Subimni
Ø  Suryosumpeno
Ø  Oni Sastrohardjo
Ø  TKR
Ø  Brigadir Jenderal Bethel
·         Waktu     : 21 November - 15 Desember 1945
·         Latar Belakang

Peristiwa ini berawal dari datangnya Sekutu yang diboncengi NICA ke daerah Ambarawa dan Magelang pada tanggal 20 Oktober 1945 yang bertujuan untuk membebaskan tawanan Belanda. Namun, mereka malah mempersenjatai tawanan tersebut yang menimbulkan kemarahan pihak Indonesia.
·         Setelah terjadi insiden di Magelang antara TKR dengan tentara Sekutu maka pada tanggal 2 November 1945 Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethel mengadakan perundingan gencatan senjata.
·         Pada tanggal 21 November pasukan Sekutu diam-diam mundur dan meninggalkan Kota Magelang menuju ke benteng Ambarawa. Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol. M. Sarbini segera mengadakan pengejaran terhadap mereka. Gerakan mundur tentara Sekutu tertahan di Desa Jambu karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di bawah pimpinan Oni Sastrodihardjo yang diperkuat oleh pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh dan Surakarta.
·         Pada tanggal 11 Desember 1945, Kol. Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar. Pada tanggal 12 Desember 1945 jam 04.30 pagi, serangan mulai dilancarkan. Satu setengah jam kemudian, jalan raya Semarang-Ambarawa dikuasai oleh kesatuan-kesatuan TKR.
·         Hasil :
1.     Akhirnya, setelah bertempur selama 4 hari 4 malam, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur ke Semarang.
2.    Gugurnya Kolonel Isdiman
3.    Pada tanggal 15 Desember, diperingati sebagai hari Infantri dan dibangun Monumen Palagan Ambarawa.
3
Medan Area
·         Tempat   : Medan, Sumatra Utara
·         Tokoh
Ø  Achmad Tahir, pelopor terbentuknya TKR Sumatra Timur
Ø  Para Pemuda
Ø  Brigadir Jenderal T.E.D Kelly (Sekutu)
Ø  Kapten Westerling (NICA)
·         Waktu     : 13 Oktober 1945
·         Latar Belakang

Peristiwa Medan Area berawal dari mendaratnya pasukan Sekutu yang diboncengi NICA di Medan, Sumatra Utara pada tanggal 9 Oktober 1945 dengan tujuan untuk mengambil alih kekuasaan.

·         Pertempuran pertama terjadi pada tanggal 13 Oktober 1945 saat Bendera Merah Putih diinjak – injak di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan. Para pemuda akhirnya menyerang hotel tersebut dan mengakibatkan 96 korban luka – luka.
·         Pada tanggal18 Oktober 1945, Brigadir Jenderal T.E.D Kelly memberikan ultimatum agar para pemuda menyerahkan senjata mereka. Namun, ultimatum tersebut tidak dihiraukan.
·         Pada tanggal 10 Desember 1945, pasukan sekutu melancarkan serangan militer besar – besaran dengan menggunakan pesawat –pesawat tempur ke seluruh Medan.
·         Hasil :
1.     Akhirnya, pada bulan April 1946, pasukan Inggris berhasil mendesak pemerintah RI keluar Medan. Gubernur, Markas Divisi TKR, dan Walikota RI pindah ke Pematang Siantar.
4
Bandung Lautan Api
·         Tempat   : Bandung
·         Tokoh
Ø  Kol. A.H Nasution
Ø  Kol. Hidayat
Ø  Moh. Toha
Ø  Aruji Kartawinata
Ø  Para pejuang Kota Bandung
·         Waktu
·         Latar Belakang

Peristiwa ini berawal dari mendaratnya Sekutu di Bandung pada tanggal 17 Oktober 1945 untuk mengambil alih senjata Jepang yang telah dilucuti oleh para pejuang Kota Bandung
·         Pada tanggal 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar pihak Indonesia mengosongkan Kota Bandung bagian selatan paling lambat tanggal 29 November 1945.
·         Ultimatum pertama Sekutu tidak diindahkan oleh bangsa Indonesia dan Sekutu mengulangi ultimatumnya pada tanggal 23 Maret 1946, memerintahkan agar TRI meninggalkan Kota Bandung

5
Puputan Margadana
·         Tempat  : Desa Margadana, Bali
·         Tokoh
Ø  I Gusti Ngurah Rai dengan pasukannya, Ciung Wanara (rakyat Bali)
·         Waktu    : 18 November 1946
·         Latar Belakang

Belanda melanggar isi perjanjian Linggarjati yang menyebutkan bahwa Belanda harus mengakui wilayah de facto Republik Indonesia (Sumatra, Jawa, dan Madura) dan harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1 Januari 1949. Kemudian pada tanggal 2 dan 3 Maret 1949, Belanda mendaratkan 2000 pasukannya di Bali dengan tujuan untuk membujuk Letkol I Gusti Ngurah Rai agar membentuk Negara Indonesia Timur.


·         Pada tanggal 18 November 1949, I Gusti Ngurah Rai menolak ajakan Belanda untuk membentuk Negara Indonesia Timur dengan menyerang tangsi NICA di Tabanan dan memperoleh kemenangan.
·         Pada tanggal 29 November, Belanda membalas kekalahan dengan mengerahkan semua kekuatan di Bali dan Lombok untuk menghadapi perlawanan rakyat Bali. Dalam perlawanan tersebut, I Gusti Ngurah Rai mengobarkan perang Puputan (habis - habisan).
·         Hasil
Dalam perlawanan tersebut, I Gusti Ngurah Raid an pasukannya, gugur demi mempertahankan kedaulatan  RI.
6
Peristiwa Westerling di Makassar
·         Tempat   : Makassar, Sulawesi Selatan
·         Tokoh
Ø  Gubernur Sam Ratulangie
Ø  Raymond Westerling (Sekutu)
Ø  Robert Wolter Monginsidi
Ø  Para pejuang Makassar
·         Waktu    : 7 Desember – 25 Desember 1946
·         Latar Belakang

Pristiwa ini berawal dari datangnya pasukan Belanda dan Australia di Makassar dengan tujuan :
a.    Membersihkan Sulawesi Selatan dari pejuang – pejuang Indonesia.
b.    Menumpaskan perlawanan rakyat yang menentang terbentuknya Negara Indonesia Timur
c.    Memecah – belah rakyat
·         Aksi pertama operasi Pasukan Khusus DST dimulai pada malam tanggal 11 menjelang 12 Desember. Sasarannya adalah desa Batua serta beberapa desa kecil di sebelah timur Makassar dan Westerling sendiri yang memimpin operasi itu. Pasukan pertama berkekuatan 58 orang dipimpin oleh Sersan Mayor H. Dolkens menyerbu Borong dan pasukan kedua dipimpin oleh Sersan Mayor Instruktur J. Wolff beroperasi di Batua dan Patunorang.
·         Tahap kedua dimulai tanggal 19 Desember 1946. Sasarannya adalah Polobangkeng di selatan Makassar. Dalam penyerangan ini, Pasukan DST menyerbu bersama 11 peleton tentara KNIL dari Pasukan Infanteri XVII, dipimpin oleh Letkol KNIL Veenendaal. Satu pasukan DST di bawah pimpinan Vermeulen menyerbu desa Renaja dan Komara. Pasukan lain mengurung Polobangkeng.
·         Aksi tahap ketiga mulai dilancarkan pada 26 Desember 1946 terhadap Gowa dan dilakukan dalam tiga gelombang, yaitu tanggal 26 dan 29 Desember serta 3 Januari 1947. Di sini dilakukan kerjasama antara Pasukan Khusus DST dengan pasukan KNIL. Korban tewas di kalangan penduduk berjumlah 257 orang.
·         Hasil :
1.   Dibentuknya Laskar Pemberontak Indonesia Sulawesi (LAPRI)
2.  Pembunuhan massal mengakibatkan sekitar 40.000 orang menjadi korban
7
Serangan Umum 1 Maret 1949
·         Tempat   : Yogyakarta (Ibukota RI pada saat itu)
·         Tokoh
ü  Sri Sultan Hamengkubuwono IX
ü  Jenderal Soedirman
ü  Letkol Soeharto
ü  Para Pejuang Yogyakarta
·         Waktu     : 1 Maret 1949
·         Latar Belakang

Peristiwa ini berawal saat Belanda melancarkan agresi militernya yang kedua pada bulan Desember 1945 dan Yogyakarta (Ibukota RI pada saat itu) jatuh ke tangan Belanda.
·         Pada bulan November 1945, Jenderal Soedirman menginstruksikan kepada semua komandan TNI yang lewat Surat Perintah Siasat No. 1 bulan November 1948, yang isinya :
1.     Memberikan kebebasan kepada setiap komandan
2.    Memerintahkan setiap komandan untuk membentuk kantong pertahanan
3.    Memerintahkan agar semua satuan TNI untuk kembali ke divisi masing – masing jika Belanda menyerang Yogyakarta. Dan di Yogyakarta diserahkan kepada Brigade 10 di bawah pimpinan Kol. Soeharto
Maka dari itu, kesatuan TNI menjadi terpencar – pencar dan tidak terkoordinasi, namun saat Belanda melancarkan agresi militernya, para pejuang mampu melakukan komunikasi melalui jaringan radio, telegram, maupun para kurir.
·         Pada tanggal 1 Maret 1949, atas dukungan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, TNI di bawah pimpinan Letkol Soeharto, melakukan serangan besar – besaran terhadap Belanda di Yogyakarta.
·         Hasil
a.    Para pejuang berhasil menguasai Yogyakarta selama enam jam (06.00 – 12.00)
b.    Berita serangan umum ini disiarkan RRI Gunung Kidul, kemudian di tangkap oleh RRI Sumatra dan disiarkan ke Yangoon (Myanmar)
c.    Keesokan harinya berita itu dilaporkan oleh R. Sumardi ke PDRI Bukitinggi melalui radiogram. Berita itu juga disampaikan ke Maramis (Diplomat RI di New Delhi, India) dan L.N Palar (Diplomat RI di New York, Amerika Serikat)
·         Arti Penting Serangan Umum di Yogyakarta :
Ke Dalam :
1.     Meningkatkan semangat para pejuang dan mempengarui para pemimpin Negara buatan Belanda.
2.    Mendukung perjuangan secara diplomasi
Ke Luar :
1.     Menunjukkan bahwa TNI memiliki kekuatan untuk melakukan serangan
2.    Mematahkan moral pasukan Belanda.