Naskah Teks
Negosiasi Jual Beli Motor Bekas
Pada suatu hari Rizqi
sedang melamun di teras rumah sembari meminkan gitarnya, ia memikirkan permintaannya
kepada sang ibu tempo hari mengenai keinginannya untuk membeli motor. Ibu masih
belum menjawab apa-apa mengenai keinginan Rizqi tersebut dan beralasan
menanyakan hal tersebut kepada Bapak terlebih dahulu.
Rizqi : “Hufftt... Gimana ya soal keinginanku
untuk membeli motor? Apa Ibu menyutujuinya? Semoga saja iya, bosen juga sama
motor yang lama. Coba tanya ke Ibu ah...”
(Kemudian Rizqi beranjak masuk ke dalam rumah untuk mencari Ibunya)
Rizqi : “Ibu...Ibu...Eh lagi sibuk ya, Bu?”
Ibu R. : “Kamu ini manggil Ibu aja pake
teriak-teriak. Enggak kok, ini juga udah selesai nyucinya. Ada apa ta, Qi?”
Rizqi : “Ng..nganu Bu.. sini duduk dulu.”
Ibu R. : “Tumben. Kamu ini lagi kenapa ta?”
(Ibu dan Rizqi pun duduk di ruang tamu)
Rizqi : “Jadi gini, Bu.... Soal permintaanku
tempo hari itu gimana ya?”
Ibu R. : “Oalah masalah itu... Ibu sudah
membicarakannya sama Bapak. Kami dapat mengabulkan permintaanmu. Nanti Bapak
yang akan menjual motor lamamu. Tapi, maaf uang Bapak dan Ibu tidak cukup jika
harus menambahkan uang untuk membelikanmu motor baru. Dengan kata lain, kamu
beli motor bekas saja. Bagaimana?”
Rizqi : “Engga kok, Bu. Rizqi malah berterima
kasih sekali sama Ibu sudah mau menuruti permintaan Rizqi. Sekali lagi makasih
ya, Bu.”
Ibu R. : “Yasudah,
kapan kamu mau cari motornya?”
Rizqi : “Secepatnya, Bu. Rizqi akan minta tolong
teman juga untuk mencarikan motornya. Kalo gitu aku telepon temanku dulu ya,
Bu.”
Ibu R. : “Iya Ibu juga mau masak dulu.”
(Rizqi pun
menelepon temannya yang bernama Dinda untuk bertemu dan membantunya mencarikan
motor bekas)
Rizqi : “Halo
Din, lagi dimana? Bisa ketemu sekarang nggak?”
Dinda : “Salam
dulu kek. Lagi di rumah aja. Ada apaan sih? Tumben dadakan.”
Rizqi : “Hehe
iya maaf. Nanti aku jelasin, sekarang kita ketemu di tempat biasa ya.”
Dinda : “Oke
aku siap-siap dulu. Kita ketemu aja di sana.”
(Beberapa
menit kemudian mereka bertemu di tempat yang sudah disepakati)
Rizqi :
“Eh udah lama ya? Sorry nih tadi nganterin Ibu dulu ke pasar.”
Dinda : “Ah
kamu mah biasa.... ngaret!”
Rizqi :
“Hehe.. Ya maaf deh.”
Dinda :
“Jadi, ada apaan?”
Rizqi :
“Gini, bisa nggak kamu bantuin aku cari orang yang mau jual motornya di sekitar
sini?”
Dinda :
“Ceritanya mau beli motor baru nih? Ya aku sih mau-mau aja bantuin kamu.”
Rizqi : “Motor
bekas, Din.... Caranya? Emang kamu tau dimana aja orang yang lagi jual motor?”
Dinda : “Ya intinya baru buat kamulah. Yaelah
zaman udah canggih gini, tinggal buka fjb aja kita bisa langsung tahu kali.”
Rizqi :
“Fjb apaan?”
Dinda : “Forum jual beli. Biasanya sih aku suka
lihat-lihat di Kaskus. Nih lihat.”
(Sembari menunjukan hpnya kepada Rizqi)
Rizqi : “Oh... coba cari orang yang lagi jual
motor di daerah sekitar sini dan harganya nggak mahal-mahal amatlah.”
Di
tempat lain, Salsa sedang bertelepon dengan Istri kakaknya mengenai motor yang
akan ia jual.
Salsa : “Jadi,
kira-kira kapan motornya mas datang ke sini? Udah dipaketin kan, Kak?”
Kakak :
“Sudah dari kemarin aku paketin itu motor, mungkin lusa udah bisa datang.”
Salsa : “Yaudah deh Kak, aku mau pasang iklan
dulu ya! Kebetulan aku udah punya foto-foto motornya mas.”
Kakak : “Oke
masalah harga sesuai apa yang dibicarain kayak kemarin aja. Assalamualaikum.”
Salsa : “Siap, Kak! Walaikumsalam.”
(Setelah menutup telepon Salsa segera membuka
netbooknya)
Salsa : “Hmm... enaknya pasang iklan dimana ya?
Ah kaskus aja deh sekalian buka hot theard, udah lama nih ngga ngaskus.”
(Sembari mengetikkeyboard pada netbooknya.)
(Tiba-tiba telepon Salsa berbunyi)
Salsa : “Nomer siapa ya ini? Angkat aja deh.
(mengangkat teleponnya) Halo? Selamat siang?
Iya dengan saya sendiri....
Oalah Anda berminat?
Iya harganya memang segitu
Oh iya tidak apa-apa Anda bisa menghubungi
saya kembali nanti.”
Kembali
pada Dinda dan Rizqi, mereka menemukan lapak fjb milik Salsa. Dinda merasa
motor tersebut cocok untuk Rizqi.
Dinda : “Eh lihat nih ada new update, motornya
bagus tuh! Tinggal nego harga aja. Gimana menurutmu? Aku hubungin ya, biasanya
yang beginian cepet banget lakunya.”
Rizqi : “Boleh juga tuh! Bagus, harganya juga
ngga terlalu mahal. Yaudah gih buruan dihubungin.”
(Dinda menghubungi orang yang memasang iklan
penjualan motor)
Dinda : “Oke, sabar kali....(menghubungi orang yang dimaksud) Nah nyambung nih.”
Beberapa saat kemudian...
Dinda : “Halo, selamat siang. Bisa bicara dengan
Ihda Salsabila?”
Salsa : “Selamat siang, iya dengan saya sendiri.
Maaf saya bicara dengan siapa ya?”
Dinda : “Saya Dinda, gini... apa benar mba yang
memasang iklan di fjb Kaskus? Apakah barangnya masih atau sudah terjual?”
Salsa : “Ya benar sekali mba. Memang tadi ada
yang berminat, cuma masih ngga jelas. Jadi, barangnya masih kok mba.”
Dinda : “Teman saya berminat loh dengan motor yang
mba tawarkan, kira-kira kapan kita bisa bertemu secara langsung?”
Salsa : “Jadi Anda berminat? Kalo begitu
bagaimana kalo lusa mba dan temen mba datang langsung ke rumah saya? Soalnya
itu motor, baru bisa datang lusa mba. Gimana?”
Dinda : “Oh gitu... nggak masalah kok mba. Jam
berapa ya saya bisa ke sana?”
Salsa : “Iya mba, itu motor sebenarnya punya mas
saya, jadi saya cuma bantu jual. Oh iya nanti alamat rumah, saya sms.in ke mba
aja ya. Bagaimana kalo jam 8 pagi?”
Dinda : “Aduh mba jam segitu saya masih harus
bantu-bantu orang tua di rumah. Bagaimana kalo jam 11 saja mba?”
Salsa : “Apa tidak terlalu siang mba? Bagaimana
jika jam 10 saja?”
Dinda : “Yasudah kalo begitu jam 10 saya dan teman
saya akan ke sana. Terima kasih banyak mba, maaf menganggu waktunya. Selamat
siang.”
Salsa : “Oh tidak apa-apa mba. Iya selamat
siang.”
(Salsa
pun menutup teleponnya)
Salsa : “Gila baru beberapa menit masang iklan
aja udah pada berminat. Ckckck...”
2 HARI KEMUDIAN
DINDA, RIZQI DAN IBU RIZQI MENGUNJUNGI RUMAH SALSA....
Rizqi : “Bener nih Din rumahnya?”
Dinda : “Kalo menurut alamatnya sih bener kok.”
Dinda : “Assalamu’alaikum... (tok tok tok) Selamat siang... (tok
tok tok)
Dari dalam
rumah.....
Salsa : “Iya walaikumsalam.”
Dinda : “Mba Salsa ya? Saya Dinda mba yang kemarin
telepon mba.” (Bersalaman dengan Salsa)
Salsa : “Oh iya silahkan masuk mba Dinda. (kemudian mempersilahkan duduk)
Silahkan duduk mba”
Dinda : “Iya terima kasih mba.”
Salsa : “Jadi, bagaimana mba?”
Dinda : “Sebelumnya perkenalkan dulu ini teman
saya namanya Rizqi.”
Rizqi : “Saya Rizqi.” (Bersalaman dengan Salsa)
Salsa : “Salsa... Jadi mas yang mau beli
motornaya?”
Rizqi : “Iya mba, bisa lihat barangnya?”
Salsa : “Bisa mas, mari saya antar.”
(Menuju garasi atau aplah intine tempat
motornya)
Salsa : “Nah, ini motor mas saya. Sebenarnya
masih lumayan baru, tapi mas saya keburu pindah rumah sedangkan surat bpkbnya
itu alamatnya di sini. Jadi, ya terpaksa dijual biar ngga ribet ngurusnya.”
Dinda : “Oh begitu mba. Jadi, spesifikasi dari
motor ini apa?”
Salsa : “Ya bisa dilihat sendiri mba, mas. (menyebutkan spesifikasinya blab bla bla)
Masih mulus, velgnya juga baru ganti, ngga pernah mogok, sering diservis juga.
Ini bisa dilihat buku servisnya.”
Rizqi : “Kemarin nawarnya berapa ya mba?”
Salsa : “Rp. 23.000.000,- aja mas.”
Rizqi : “Wah itu
mah sama aja saya beli motor yang baru mba.”
Salsa : “Mas nawar berapa deh?”
Rizqi : “Rp. 18.500.000,- deh mba.”
Salsa : “Duh gimana ya mas, saya tanya kakak saya
dulu deh. Masuk dulu yuk mba, mas, biar ngomongnya lebih enak sambil minum
dulu, daritadi makanan sama minumannya dianggurin doang mba, mas.”
Dinda : “Iya mba makasih, wah sebenarnya kita
masih kenyang mba, ngga usah repot-repot.”
Salsa : “Ah tidak apa-apa mba, sebentar ya.”
(Masuk ke dalam sembari menelepon kakaknya)
Salsa : “Halo mba, Assalamu’alaikum.”
Kakak : “Walaikumsalam, ada apa Sa?”
Salsa : “Gini mba, ada orang yang mau beli
motornya mas. Nah nawarnya tuh Rp. 18.500.000,- boleh ngga mba?”
Kakak : “Yah segitu mah kamu juga ngga bisa dapet
cipretan dong.”
Salsa : “Oh gitu ya, mba. Terus gimana? Itu
pembeli juga ditunjukin sama temennya.”
Kakak : “Ya intinya jangan sampe dibawah Rp.
20.000.000,- . Itu temennya mending dikasih komisi deh, kakak ngga mau
berurusan panjang gitu kek yang dulu-dulu gara-gara ngga dikasih komisi.”
Salsa : “Okedeh mba. Udah dulu ya, orangnya udah
nugguin dari tadi. Assalamualaikum.”
Kakak : “Iya walaikumsalam.”
(Salsa kembali menemui tamunya)
Salsa : “Maaf ya mba, mas, udah lama nunggunya.”
Rizqi : “Tidak apa-apa mba, baru juga sebentar.
Jadi, bagaimana?”
Salsa : “Saya sudah membicarakannya dengan Kakak
saya, katanya kalau segitu ngga bisa mas. Naikin dikit lah. Hehe.”
Rizqi :
“Rp. 19.500.00,- deh mba. Uang saya juga lagi limit sebenarnya.”
Salsa : “Kalo segitu buat biaya servis juga ngga
dapet mas. Naikin dikitlah. Rp. 22.700.000,- ya?”
Rizqi :
“Duh segitu mah saya cuma bisa nyicil mba, ngga ada uangnya.”
Salsa :
“Bagaimana kalau Rp. 21.950.000,- tapi mas udah tinggal terima beres aja?”
Dinda :
“Ambil aja deh qi, menurutku juga itu udah murah kok.”
Rizqi : “Gimana ya, mba? Genepin deh jadi Rp.
21.900.000,- aja. Tapi saya tinggal terima beres kan, mba?”
Salsa : “Yaudah deh mas, Rp. 21.900.000,- segala
sesuatunya seperti bpkb biar saya yang urus.”
Rizqi : “Baiklah deal ya mba?” (menjulurkan tangannya)
Salsa : “Oke deal.” (berjabat tangan)
Dinda : “Ngomong-ngomong apa saya dapat komisinya
mba? Hehe.”
Salsa : “Tenang saja mba, kakak saya sudah
membicarakannya kalau mba akan dapat komisi sebesar 2,5% dari harga penjualan.”
Dinda : “Wah terima kasih banyak nih mba.”
Salsa : “Iya sama-sama, mba. Oh iya, mas bisa
transfer saja uangnya ke rekening saya. Ini nomor rekening saya (sembari memberi kertas no rekening).
Jika mas sudah mentransfer uangnya, saya juga akan mentransfer uang komisi mba
Dinda. Jadi, mba Dinda bisa memberi
nomor rekening mba ke saya.”
Dinda : “Oh iya ini mba nomer rekening saya.” (sembari member secarik kertas)
Salsa : “Mas mau langsung ambil motornya atau
bagaimana?”
Rizqi : “Iya saya transfer uang ke mba dulu
sekarang lewat e-banking terus nanti saya langsung ambil motornya ya.” (langsung mengambil hp nya untuk transfer
uang)
Salsa : “Oh iya lebih cepat lebih baik mas, mengenai
surat-suratnya nanti jika sudah saya urus, saya menghubungi mas kembali.”
Rizqi : “Iya santai saja mba. Uangnya sudah saya
transfer, coba cek mba.”
Salsa : “Oalah sudah ta? Baik saya cek. (mengecek) Iya sudah mas, langsung
komisinya juga saya transfer ke rekening mba Dinda ya.”
Dinda : “Oh iya, makasih banyak mba.”
Salsa : “Iya sama-sama mba. Uangnya sudah saya
transfer mba.”
Dinda : “Kalau begitu kami pamit dulu ya mba
karena saya rasa transaksi jual belinya sudah selesai.”
Salsa : “Baiklah, senang bekerja sama dan
berniaga bersama Anda, mas, mba.”
Rizqi : “Sama-sama mba. Kami juga berterima kasih
atas kemudahannya.”
(Semuanya bersalaman)
Dinda : “Kami pamit ya mba, selamat siang.”
Salsa : “Iya sama-sama, selamat siang.”
Dinda dan Rizqi pun pulang
membaawa motor ke rumah Rizqi.....
Sesampainya di
rumah Rizqi....
Dinda : “Eh qi, aku kok kayak ngga asing ya sama
motor ini?”
Rizqi : “Ah perasaan kamu aja.
Assalamualaikum, Bu. Rizqi pulang.”
Ibu R, : “Walaikumsalam. Eh ada Dinda juga?”
Dinda : “Iya tante, barusan kita selesai transaksi
motornya Rizqi.”
Ibu R. : “Oh sudah selesai transaksinya? Mana Qi
motor yang kamu beli?”
Rizqi : “Itu bu.” (sambil menunjuk motor
batakas/ baru tapi bekas miliknya)
Ibu R. : “Ini motor baru tapi bekas yang kamu beli?
Ini mah ngga beda jauh sama motormu yang dulu, Cuma beda plat nomer sama
velgnya aja.”
Rizqi : “Hehe memang, bu.”
Dinda : “Yaelah pantesan aja aku ngga asing sama
motor ini, ternyata mirip sama motor kamu yang dulu? Kalo gitu ngapain
repot-repot beli motor lagi?”
Dinda & Ibu
Rizqi : “Rizqi... Rizqi... (geleng-geleng kepala) capek deh.....” (tepok jidat)
Rizqi : “Hehehe”(Nyengir kuda)
-End-
by: @Sabilubil